Narwhal, spesies paus yang mendiami perairan Samudra Arktik, dikenal dengan tanduknya yang menyerupai unicorn dari cerita dongeng.
Narwhal adalah sejenis mamalia yang berasal dari era Zaman Kapur dan termasuk dalam ordo cetacea, keluarga besar mamalia laut yang mencakup paus dan lumba-lumba. Menariknya, paus bertanduk ini termasuk spesies yang unik dan tidak ada spesies lain yang mirip dengannya di dalam kelompoknya.
Kemungkinan asal-usul nama “narwhal” dapat ditelusuri pada kombinasi kata dalam bahasa Islandia, yaitu “nar” yang bermakna ‘bangkai’ dan “hval” yang berarti ‘paus’. Walaupun namanya terdengar agak mengerikan, hal ini berkaitan dengan warna kulit mereka yang abu-abu muda dengan bintik-bintik gelap. Sebagai tambahan, di tahun 1990, para peneliti menemukan adanya hasil persilangan antara narwhal dan beluga!
Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), istilah ini merujuk pada kulit paus berwarna abu-abu dengan corak belang-belang, yang bagi pelaut tampak seperti seseorang yang tenggelam.
Bagi masyarakat adat Inuit yang tinggal di Greenland, Kanada, dan Alaska, Narwhal merupakan sumber kehidupan yang penting. Dalam istilah Latin, Monodon monoceros adalah nama ilmiah bagi narwhal, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “satu gigi, satu tanduk”.
Paus Beluga (Delphinapterus leucas) adalah kerabat terdekat dari narwhal yang masih ada. Keduanya termasuk dalam kelompok Odontoceti, sebuah kategori paus yang istimewa karena dilengkapi dengan gigi yang memukau. Kedua spesies menempati habitat yang sama di Samudra Arktik, menunjukkan kemiripan dalam ukuran dan perilaku.
Morfologi Narwhal sang Paus Bertanduk
Ciri khas dari Narwhal adalah gading berbentuk spiral atau tanduk yang menonjol. Namun, tanduk ini tidak dimiliki oleh semua paus, umumnya hanya narwhal jantan dewasa yang memilikinya. Narwhal jantan mempesona dengan panjang rata-rata mencapai 4,6 meter dan berat hampir mencapai puncaknya pada 1.590 kilogram. Sementara itu, narwhal betina memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil, dengan panjang sekitar 4 meter dan berat sekitar 910 kilogram
Dari data yang diperoleh dari Polar Science Center di University of Washington, tanduk paus ini bisa tumbuh hingga panjang 3 meter. Meskipun jarang terjadi, tak dapat dipungkiri bahwa beberapa narwhal jantan memiliki keunikan dengan memiliki dua tanduk, dimana salah satunya memiliki panjang yang lebih kompak.
Sebuah tesis yang diterbitkan pada tahun 1984 oleh Keith Hay dari Universitas McGill menemukan bahwa ada jenis narwhal betina yang juga bisa memiliki satu atau bahkan dua tanduk.
Kulit paus bertanduk ini biasanya memiliki kombinasi warna hitam, abu-abu, dan putih di bagian punggungnya, sementara perutnya kebanyakan berwarna putih. Narwhal yang lebih tua dari jarak jauh terlihat mirip dengan beluga karena kulitnya yang dominan putih.
Kepala narwhal memperlihatkan proporsi yang unik, dengan ukuran yang relatif lebih kecil dan bentuk yang bulat jika dibandingkan dengan kepala mamalia laut lainnya. Ini memberikan narwhal daya tarik visual yang luar biasa dalam keanggunan mereka di lautan yang luas.
Selain itu, sirip dada atau sirip samping paus ini terbilang pendek dan bulat, berbeda dengan beberapa jenis paus yang memiliki sirip punggung yang lebih panjang dan menonjol, seperti paus pembunuh.
Fungsi dari Tanduk Narwhal
Tanduk narwhal adalah struktur yang kuat namun tetap lentur. Jika mengalami kerusakan, tanduk tersebut dilapisi oleh material yang menyerupai tulang untuk melindungi bagian ujung yang memiliki saraf. Ya, tanduk narwhal dilengkapi dengan ujung saraf.
Beberapa teori berpendapat bahwa tanduk ini berfungsi sebagai alat pertahanan, misalnya untuk memecahkan es di permukaan air, menangkap ikan sebagai makanan, atau mencari makanan di dasar laut.
Namun, mengingat banyak narwhal betina yang tidak memiliki gading, banyak ahli beranggapan bahwa gading bukanlah alat pertahanan esensial, melainkan lebih berfungsi sebagai ciri khas seksual, mirip dengan fungsi tanduk pada rusa atau ekor merak yang panjang. Fungsi ini dapat mempengaruhi hierarki sosial dan mendukung pejantan dalam proses perkawinan.
Namun, ada kemungkinan tanduk Narwhal memiliki fungsi tambahan. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 di jurnal The Anatomical Record menunjukkan bahwa gading tersebut memiliki banyak ujung saraf sensitif, yang memungkinkan narwhal mendeteksi perubahan dalam lingkungan mereka, seperti perubahan suhu dan kadar garam. Hal ini mengindikasikan bahwa tanduk narwhal mungkin berperan sebagai organ pendeteksi atau sensorik.
Keunikan dari Paus Bertanduk
Narwhal mendiami daerah laut yang terpencil dan sangat dingin, menjadikannya sulit untuk diteliti. Mereka sering ditemukan di sekitar Daratan Franz Jozef, Spitsbergen, dan sekitarnya di Greenland. Migrasi kadang terjadi seiring dengan pergeseran es laut, yang menyebabkan mereka terkadang muncul dekat pantai Inggris.
Meski demikian, daerah asal mereka di Kutub Utara adalah tempat yang dingin dan terisolasi. Diperkirakan populasi narwhal berkisar antara 40.000 hingga 50.000 individu, namun angka tersebut tetaplah sebuah estimasi.
Narwhal hidup bersama dalam kelompok-kelompok besar, meskipun tidak pasti apakah mereka memiliki hubungan keluarga. Mereka berkomunikasi dengan serangkaian suara khas: ada yang mirip suara menghirup, ada yang menyerupai klik, sementara beberapa lainnya terdengar seperti jeritan.
Ketika berburu ikan kecil dan moluska, paus ini bergerak dalam kelompok dan “berbicara” satu sama lain. Yang unik, setiap kelompok narwhal memiliki dialek khas mereka. Namun, apakah kelompok yang satu dapat mengerti dialek kelompok lain? Hal tersebut masih menjadi misteri.