Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
Siapa saja yang melihat Candi Prambanan tentunya akan terpesona dengan keindahannya. Bangunan sejarah ini menyimpan banyak sekali cerita unik dan menarik. Salah satu cerita yang melekat di hati masyarakat tentang Candi Prambanan ini yaitu berkaitan dengan cerita Roro Jonggrang. Cerita ini menceritakan tentang perjuangan Bandung Bondowoso untuk bisa mendapatkan cinta Roro Jonggrang.
Legenda Candi Prambanan tersebut menjadi salah satu cerita rakyat populer di Indonesia. Persyaratan yang diberikan oleh Roro Jonggrang pada saat itu yaitu dibangunkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Apakah Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikannya? Untuk bisa mengetahui cerita lengkapnya, yuk simak pembahasan berikut ini!
Cerita Legenda Candi Prambanan
Cerita Roro Jonggrang dimulai dengan kisah kematian Ayahnya dalam pertempuran melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging.Kematian Ayah Roro Jonggrang tersebut menjadikan kerajaan Prambanan jatuh seutuhnya ke tangan Bandung Bondowoso. Pada saat itu, Bandung Bondowoso juga berkeinginan untuk menjadikan Putri Raja Prambanan ini sebagai permaisurinya.
Namun, dalam perkembangan cerita sekarang, Roro Jonggrang dengan tegas menolak lamaran Bandung Bondowoso. Penolakan tersebut tentunya membuat Bandung Bondowoso merasa marah dan mengurung Roro Jonggrang bersama bi Sumi dan dayang dayang lainnya. Bandung Bondowoso terus mendesak dan akhirnya Roro Jonggrang bersedia menerima lamarannya jika berhasil dibangunkan 1000 candi
Bandung Bondowoso menerima tantangan tersebut dengan mengajukan permohonan bantuan kepada jin. Ketika pembangunan candi mencapai 999, mengatur strategi bersama bi Sumi dengan membakar jerami agar ayam segera berkokok. Jin mengira bahwa hari telah pagi dan kemudian meninggalkan Bandung Bondowoso dan ternyata bangunan candi baru ada 999. Bandung Bondowoso, yang tidak menerima kekalahan tersebut, memutuskan untuk mengubah Roro Jonggrang menjadi candi seribu.
Candi Peninggalan Kerajaan Hindu
Untuk bisa menemukan kawasan Candi Prambanan ini sebenarnya tidak terlalu sulit karena berada di pusat kota atau sebelah timur Yogyakarta dan berada di pinggir jalan menuju Klaten. Kawasan Legenda Candi Prambanan ini sudah ditetapkan sebagai Situs Budaya Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1991. Pengunjung bisa menemukan taman luas dan bangunan candi yang megah di dalamnya.
Bangunan utama dari candi ini sangat terlihat jelas dari jalan raya. Bangunan megah ini pertama kali beroperasi pada abad ke 8 masehi. Bahkan peresmiannya sendiri dilakukan pada masa pemerintahan Medang Mataram atau Kerajaan Mataram Kuno. Dikatakan bahwa penanggalan yang tertulis pada prasasti Siwagrha menjadi bukti peresmian candi yaitu pada 856 masehi atau 778 saka.
Jika dilihat dari peninggalan sejarah yang ada di Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta yang dilindungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditemukan bahwa peresmian Candi Prambanan dilakukan oleh Raja Jatiningrat. Masih belum ditemukan dengan pasti identitas dari tokoh tersebut.
Kemudian pada situs Perpustakan Nasiona Indonesia menuliskan bahwa peresmian dari Candi Prambanan ini terjadi di pertengahan abad ke 9. Pada masa tersebut, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Raja Balitung Waya Sambu. Sumber informasi ini berasal dari prasasti yang dapat ditemukan di Museum Nasional di Jakarta.
Sejarah Pembangunan Candi Prambanan
Informasi yang disebutkan diatas bisa diartikan sebagai gambaran dari para ahli berdasarkan prasasti yang ditemukan. Diketahui terdapat 3 poin penting yang tertulis di dalam prasasti Siwagrha menurut filolog asal Belanda bernama J. G de Casparis. Pertama, prasasti tersebut menceritakan tentang peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke 9 dan merujuk pada candi.
Kedua, peresmian Candi Prambanan ini didasarkan sebagai wujud Karya Suci Dewa Siwa. Hal yang satu ini memiliki keterkaitan dengan prasasti Siwalaya atau Siwagrha yang diartikan sebagai rumah siwa dan dikaitkan dengan candi ini. Kemudian poin ketiga yaitu pembangunan Candi Prambanan didasarkan atas kemenangan raja Jatiningrat (Rakai Pikatan) dan akhirnya menyerahkan tahta pada Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Dikatakan bahwa pembangunan Legenda Candi Prambanan ini didasarkan pada dharma kematian Rakai Pikatan. Perkiraan tersebut didukung dengan adanya prasasti Wanua Tengah III yang berisi tentang pengangkatan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala setelah meninggalnya Rakai Pikatan.
Beberapa ahli juga melakukan identifikasi yang menunjukkan bahwa prasasti Siwalaya merujuk pada proses pengalihan sungai setelah selesai pembangunan Candi Siwa. Selain itu, batas halaman candi juga diklaim telah diresmikan dan areal persawahan telah ditetapkan sebagai swah dharmma rumah Dewa Siwa.
Hal ini membuat para ahli sepakat bahwa yang tertulis dalam prasasti Siwagrha berarti mendeskripsikan tentang Candi Prambanan. Dengan bukti geografis, terdapat sekelompok candi Hindu yang dibuktikan dengan arca dan bangunan pusatnya dikelilingi tembok dan anak candi. Kemudian letaknya bersebelahan dengan sungai yang sekarang dikenal dengan nama Sungai Opak.
Denah Candi Prambanan
Denah asli dari bangunan Candi Prambanan ini sebenarnya berbentuk persegi panjang. Secara keseluruhan, kawasan wisata ini dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu Njeron yang menunjukkan bagian dalam. Tengahan atau bagian tengah dan Jaba atau bagian luar. Untuk bagian luarnya, terdapat pagar batu yang saat ini hanya tersisa berupa reruntuhannya saja.
Untuk luas area njaba sendiri yaitu berkisar antara 390 meter persegi yang saat ini hanya berupa ruang kosong. Tidak ada yang mengetahui dengan pasti apakah sebelumnya ada banguanan atau dekorasi lainnya di area Njaba ini. Kemudian untuk bagian Tengahnya memiliki luas 222 meter persegi. Pengunjung juga bisa menemukan reruntuhan pagar di area tengahan ini.
Setidaknya terdapat 4 teras yang berundak yang ada di area tengahan ini. untuk teras paling bawahnya terdapat 68 candi berukuran kecil yang melingkar hingga terhubung ke pintu. Kemudian, di teras kedua terdapat 60 candi, sementara teras ketiga memiliki 52 candi, dan pada teras paling atas, terdapat 44 candi. Sayangnya, sebagian besar bangunan di candi ini telah mengalami kerusakan parah, dan yang tersisa hanyalah reruntuhan.
Selanjutnya, di bagian halaman belakang candi bisa ditemukan 2 candi yang berdiri tegak di bagian selatan dan utara. Sementara itu, di sebelah barat terdapat tiga candi yang menghadap ke arah timur. Candi tersebut diantaranya adalah Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu. Sedangkan di sebelah timurnya terdapat 3 candi yang digunakan wahana (kendaraan).
Disebut sebagai candi kendaraan karena masing masing diberi nama seperti kendaraan Wisnu berupa candi garuda, kendaraan Siwa berupa candi lembu dan Candi angsa sebagai kendaraan Brahma. Masing masing candi memiliki ukuran dan bentuk yang sama yaitu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran tinggi 25 meter dan luas 15 meter.
Di bagian ujung jalan selatan dan utara ditemukan sebuah jalan penghubung candi candi yang disebut sebagai candi apit. Berdasarkan bukti sejarahnya, diketahui bahwa kompleks Candi Prambanan ini mempunyai 240 Candi dengan ukuran berbeda beda. Terdapat 18 candi yang berhasil di renovasi dan sisanya hanya berupa batuan yang berserakan.
Meskipun jumlah candi yang tercatat tidak sebanyak yang diceritakan di Legenda Candi Prambanan, namun cerita Roro Jonggrang sudah sangat melekat pada masyarakat Indonesia. Ketika membicarakan tentang sejarah candi di Jogja ini maka hal pertama yang terlintas yaitu cerita Roro Jonggrangnya. Jika menurut kalian, apakah legenda tersebut benar benar terjadi?