Jelajahi kisah Legenda Candi Borobudur, warisan dunia peninggalan Dinasti Syailendra yang pernah tersembunyi di balik tebalnya hutan Jawa.
Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Badrawati, Kw. Candi Borobudur, Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang, Jawa Tengah. |
Meski banyak warga Indonesia yang sudah familiar dengan Legenda Candi Borobudur, tampaknya masih ada sebagian yang belum mengetahui kisahnya. Cerita sejarah candi ini tetap menarik untuk dijelajahi setiap waktu.
Banyak orang penasaran bagaimana mungkin sebuah candi besar dapat berdiri megah di tengah lingkungan yang dikelilingi pegunungan yang mempesona. Selain itu, Candi Borobudur juga memiliki makna tersendiri dalam namanya yang sungguh menarik.
Kata “boro” atau “bara” bermakna vihara, sedangkan “beduhur” atau “budur” berarti tinggi. Kisah sejarah candi ini selalu menarik untuk dipelajari, mengingat adanya berbagai perspektif yang berbeda mengenai asal-usulnya. Ingin mendalami ceritanya lebih lanjut? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Sejarah Legenda Candi Borobudur yang Menjadi Warisan Dunia
Mungkin banyak warga Indonesia yang sudah berkesempatan mengunjungi Candi Borobudur, namun tidak semua orang memahami sejarah yang mendalam di baliknya.
Sejarah pembangunan candi ini ini memang selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan, mengingat candi ini merupakan salah satu warisan dunia.
Candi buddha terbesar ini dikenal sebagai warisan berharga dari Kerajaan Syailendra, yang berdiri sejak abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.
Mengingat usianya yang sudah sangat tua, sejarah candi ini pun cukup panjang dan kaya. Berikut adalah beberapa detail sejarah yang menarik untuk diketahui:
1. Legenda Candi Borobudur pada Zaman Raja Samaratungga
Sejarah pembangunan candi yang kini menjadi warisan dunia ini bermula dari legenda yang berkembang di sebuah desa Buddha.
Desa Buddha tersebut dikenal sebagai wilayah yang maju dan subur, di bawah pemerintahan kerajaan Raja Samaratungga yang waktu itu sedang dalam masa keemasan.
Ketika itu, Raja Samaratungga berupaya keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, mulai dari anak-anak hingga orang tua yang tinggal di wilayah tersebut. Namun, kehidupan yang semula subur dan maju itu perlahan mulai mengalami perubahan.
Untuk mengembalikan kesuburan tanah dan kejayaan di Desa Buddha, Raja Samaratungga melakukan ritual permohonan kepada dewa untuk meminta turunnya hujan.
Walaupun ritual ini pada awalnya berhasil sesuai dengan harapan, namun hujan yang diturunkan tidak berlangsung lama. Akhirnya, Raja Samaratungga mendapatkan sebuah petunjuk bahwa fenomena tersebut terjadi karena banyaknya pohon di sekitar kaki Bukit Borobudur yang telah ditebang.
2. Dimulainya Pembangunan Candi Borobudur
Pada awalnya, Raja Samaratungga merasa bingung mencari cara untuk mengembalikan kesuburan wilayahnya demi kesejahteraan rakyat. Namun, suatu ketika, ia mendapatkan ide untuk menanam kembali pepohonan di area hutan Bukit Borobudur.
Selanjutnya, Raja Samaratungga pun mengambil langkah untuk mendirikan sebuah candi di tengah danau yang telah mengering, yang kemudian dikenal sebagai Candi Borobudur. Pembangunan candi ini tidak hanya melibatkan para pekerja kerajaan, tetapi juga masyarakat setempat.
Diperkirakan pembangunan Candi Buddha ini dimulai pada abad ke-8 sampai ke-9 Masehi. Langkah yang diambil oleh Raja Samaratungga ini berhasil mengatasi kesulitan air yang dihadapi rakyatnya. Lebih dari itu, candi ini juga memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk beribadah dengan lebih leluasa.
Ketika kerajaan berganti kepemimpinan ke tangan Ratu Pramudawardhani, pembangunan candi ini mulai mendekati penyelesaian. Namun, selama masa pemerintahannya, terjadi longsor yang menyebabkan candi yang dibangun oleh Raja Samaratungga mengalami kerusakan akibat tertimbun.
3. Candi Borobudur Mulai Diketahui Keberadaannya Setelah Longsor
Ketika longsor tersebut berlangsung, sejumlah besar penduduk meninggalkan Perkampungan Buddha dan candi pun terabaikan. Lalu, pada tahun 1814, keberadaan candi ini kembali terungkap dan berhasil mengejutkan dunia.
Awal mula penemuan kembali candi ini berkat usaha Thomas Stamford Raffles yang menugaskan seorang bawahannya, Cornelius, untuk melakukan penggalian di area tersebut. Cornelius tidak bekerja sendirian, ia membentuk tim sebanyak 200 orang dalam tugasnya.
Bersama dengan timnya, Cornelius membuka jalan dengan cara menebang pohon dan membersihkan semak belukar yang menyelimuti candi, sehingga lambat laun keberadaannya mulai terungkap. Proses penggalian ini memakan waktu yang tidak singkat, candi ini baru mulai terlihat jelas pada tahun 1834.
Setelah struktur candi berhasil diungkap, pemotretan bangunan dilaksanakan pada tahun 1845. Sejak itu, Candi Borobudur dengan bentuk dan detailnya yang khas mulai dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia.
4. Pengaruh Candi Borobudur terhadap Seni Bangunan di Indonesia
Banyak orang belum menyadari betapa eratnya keterkaitan Candi Borobudur dengan perkembangan seni bangunan di Indonesia, khususnya seni punden berundak yang memiliki beberapa lapisan berbeda.
Setiap lapisan dalam struktur bangunan berpunden berundak ini membawa makna uniknya sendiri. Candi ini tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata edukatif, tetapi juga sebagai tempat suci untuk persembahan dan penghormatan kepada dewa serta leluhur.
Struktur bertingkat Candi Borobudur, yang terbagi menjadi tiga lapisan, mengandung simbolisme yang mendalam. Lapisan pertama melambangkan kehidupan dalam rahim, lapisan kedua menggambarkan kehidupan di dunia nyata, sedangkan lapisan ketiga mewakili kehidupan setelah kematian.
Arti Arsitektur Candi Borobudur
Setelah memperoleh pengetahuan tentang sejarah pembangunan dan legenda Candi Borobudur, saatnya bagi kita semua untuk memahami bahwa arsitektur dari candi agung ini bukan hanya sekedar konstruksi batu belaka, melainkan membawa pesan dan makna yang mendalam.
Mari kita jelajahi lebih detail mengenai arsitektur candi ini yang terbagi dalam tiga tingkatan yang masing-masing memiliki simbolisme tersendiri:
Kamadhatu
Tingkatan pertama ini adalah representasi dari kehidupan manusia yang masih terbelenggu oleh nafsu. Kamadhatu menunjukkan bagaimana setiap individu hidup dengan berbagai hasrat yang membelenggunya.
Ukiran yang menghiasi tingkat ini diambil dari cerita dalam Kitab Karmawibangga, yang mengisahkan tentang sebab-akibat dari perbuatan baik dan buruk.
Alasan ukiran ini yang mengacu pada Kitab Karmawibangga adalah karena ingin mengajarkan kita tentang konsekuensi dari setiap tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan.
Rupadhatu
Merupakan tingkat kedua dari Candi Borobudur, Rupadhatu melambangkan fase transisi di mana manusia mulai meninggalkan keinginan duniawi.
Di sini, meskipun hasrat dan nafsu harus ditinggalkan, namun masih ada keterikatan pada bentuk, nama, dan identitas.
Tingkatan ini mengingatkan kita bahwa meskipun berusaha untuk meninggalkan keinginan duniawi, masih ada hal-hal yang tetap melekat pada diri setiap orang.
Arupadhatu
Tingkat ketiga Arupadhatu, menggambarkan pencapaian tahap tertinggi dari kehidupan spiritual di mana manusia telah terlepas dari segala ikatan duniawi, mencapai kebebasan sejati.
Di tingkat ini, manusia telah bisa mengendalikan nafsunya sepenuhnya dan hidup dalam ketenangan tanpa bentuk atau identitas. Kehidupan di tingkatan Arupadhatu ini dipandang sebagai pencapaian tertinggi spiritualitas, di mana individu telah sepenuhnya menyatu dengan alam semesta dan keabadian.
Dengan demikian, perjalanan melalui tiga tingkatan arsitektur Candi Borobudur tidak hanya perjalanan fisik melalui bangunan batu, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam, yang mengajarkan kita tentang kehidupan, keinginan, dan pencapaian kebebasan spiritual.
Kisah dan legenda yang terkandung dalam setiap ukiran candi Buddha ini ini telah menarik perhatian tidak hanya dari masyarakat Indonesia, tetapi juga dari banyak pengunjung asing yang datang untuk mempelajari dan mengagumi warisan budaya yang luar biasa ini.
Itulah ulasan mengenai Legenda Candi Borobudur yang telah menarik minat banyak orang. Bukan hanya penduduk Indonesia yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang cerita ini, namun juga banyak individu dari berbagai negara yang ingin memahami lebih dalam tentang legenda tersebut.