Penemuan Bahtera Nabi Nuh yang asli di Turki membuat gempar dunia dengan mengungkap misteri yang telah diperdebatkan selama berabad-abad.
Baru-baru ini, publik dibuat terkejut dengan kabar tentang penemuan yang dianggap sebagai bahtera milik Nabi Nuh yang asli. Dikabarkan, bahtera tersebut ditemukan di salah satu pegunungan di timur Turki.
Kisah ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kisah tersebut menceritakan bagaimana umat Nabi Nuh yang durhaka ditenggelamkan oleh Allah.
Pencarian lokasi sebenarnya dari bahtera ini telah menjadi topik hangat yang tidak pernah padam, dari masa ke masa.
Banyak orang berusaha menemukan jawaban dari misteri ini, dengan beberapa di antaranya bahkan yakin bahwa bahtera Nuh yang asli telah berhasil ditemukan.
Benarkah Bahtera Nuh Yang Asli Sudah Ketemu?
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, keberadaan kapal yang dipercaya milik Nabi Nuh dikabarkan telah ditemukan di sebuah pegunungan di Turki. Lokasi ini dikenal sebagai reruntuhan bahtera Nuh.
Situs bersejarah ini terletak di dekat perbatasan antara Turki dan Iran, lebih tepatnya di Dogubayazit, Agri. Menariknya, situs ini memiliki karakteristik geologis dengan panjang sekitar 538 kaki dan terbuat dari material limonit.
Banyak yang berpendapat bahwa bentuk yang ada sekarang ini merupakan sisa dari bahtera Nuh yang asli, yang telah berubah bentuk menjadi batuan. Namun, masih ada sejumlah orang yang mempertanyakan mengenai keaslian temuan ini.
Penemuan tersebut juga terkait erat dengan penelitian yang telah berlangsung sejak tahun 1949, yang dipimpin oleh Prof Ron Wyatt.
Selain itu, para peneliti telah mengumpulkan sekitar 30 sampel batuan dan tanah dari situs ini untuk diteliti lebih lanjut. Sampel-sampel ini dikirim ke sebuah universitas di Istanbul dan ditemukan bahwa mereka berusia lebih dari 3.500 tahun.
Usia ini hampir sesuai dengan kronologi banjir besar yang dicatat dalam kitab suci, baik Alkitab maupun Al-Qur’an. Yang menarik, dimensi dari situs Durupinar ini sangat mirip dengan deskripsi kapal Nuh yang terdapat dalam kitab-kitab suci agama samawi.
Penemuan Yang Masih Menjadi Sebuah Perdebatan
Meskipun situs Durupinas dianggap oleh sebagian orang sebagai lokasi asli bahtera, keberadaannya masih menimbulkan kontroversi. Para arkeolog juga telah menyampaikan bahwa struktur situs tersebut terbentuk secara alami, bukan merupakan reruntuhan kapal.
Selain itu, tim yang terlibat dalam penelitian ini belum dapat memastikan keaslian situs tersebut. Namun, tugas para ilmuwan adalah merencanakan penelitian untuk memeriksa tanah, sisa-sisa makanan laut, dan material laut lainnya yang ditemukan di lokasi sebagai bukti.
Di sisi lain, tim peneliti juga belum menemukan bukti catatan geologis mengenai banjir besar yang disebutkan dalam kitab suci. Walaupun demikian, ada yang berpendapat bahwa banjir lokal mungkin terjadi pada masa tersebut.
Cerita Sekilas Mengenai Kapal Nuh
Meski lokasi pasti bahtera Nuh masih diperdebatkan hingga saat ini, ceritanya sangat terkenal di seluruh dunia. Kisah ini menjadi bagian penting dari ajaran tiga agama besar: Kristen, Islam, dan Yahudi, yang kesemuanya merupakan bagian dari tradisi agama Samawi.
Situs yang diduga sebagai lokasi bahtera Nuh yang Asli ini memiliki ukuran besar yang sesuai dengan deskripsi dalam kitab suci. Dalam cerita tersebut, bahtera digunakan oleh Nuh untuk menyelamatkan dirinya, keluarganya, dan berbagai spesies hewan dari banjir besar.
Ketika Tuhan merasa kecewa dengan perilaku manusia yang penuh dengan kejahatan, Dia memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah kapal yang besar dan kuat.
Setelah kapal selesai dibangun, Nuh, keluarganya, dan berbagai hewan masuk ke dalamnya. Setelah banjir surut, dikatakan bahwa kapal itu akhirnya berlabuh di Gunung Ararat. Kisah ini mengajarkan berbagai nilai penting, terutama tentang ketaatan dan ketekunan.
Cerita tentang Nabi Nuh ini adalah salah satu kisah fundamental dalam ajaran agama Samawi, menegaskan posisinya bukan hanya sebagai nabi tetapi juga sebagai rasul yang mendapat mandat dari Tuhan untuk memberi peringatan kepada umat manusia.
Fakta Menarik yang Perlu Diketahui
Cerita ini bukan hanya sekedar kisah mitos, melainkan juga membawa pesan mendalam yang relevan bagi umat manusia di seluruh dunia.
Dan meskipun keberadaan bahtera Nuh yang asli masih diperdebatkan hingga saat ini. ada beberapa fakta menarik yang patut untuk diketahui mengenai kapal legendaris ini, Berikut diantaranya.
1. Allah Memerintahkan Nabi Nuh untuk Membangun Kapal
Berdasarkan uraian yang telah kami bahas sebelumnya, Nabi Nuh menerima perintah dari Allah untuk membangun sebuah kapal berukuran besar. Perintah ini diberikan karena Allah kecewa dengan perilaku menyimpang dari umat manusia saat itu.
Meskipun Nabi Nuh telah berusaha keras menyebarkan ajaran agama, beliau masih sering mendapat ejekan. Kekecewaan Allah terhadap tindakan jahat umat manusia akhirnya memuncak.
2. Dibuat Menggunakan Material Papan dan Pasak
Fakta menarik selanjutnya tentang bahtera Nuh yang Asli ini adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatannya, yaitu papan dan pasak. Meskipun begitu, tidak terdapat istilah khusus yang merujuk pada perahu ini, yang memiliki peran penting dalam penyelamatan.
Dalam proses pembuatannya, ada saran agar Nabi membentuknya menyerupai perut burung, dengan memilih kayu jati sebagai material. Hal ini menjadikan kapal tersebut sangat kuat dan dapat bertahan dari Murka Allah terhadap mereka yang tidak beriman.
3. Mempunyai Ukuran Sangat Besar
Kapal ini memiliki ukuran yang luar biasa besar, dengan spesifikasi mencapai 1200 kubik panjang dan 600 kubik lebar, serta terdiri dari tiga tingkat.
Hal ini menandakan kapal ini sebagai salah satu yang terbesar yang pernah dibuat, serta menjadi sarana pengangkutan pertama yang terbuat dari kayu. Bahan untuk pembuatannya dipilih oleh Nabi dari pohon-pohon yang telah dia tanam sendiri.
4. Kapal Angkut Bertingkat yang Dibuat Pertama Kali
Kapal ini bukan hanya terkenal karena ukurannya yang besar, tapi juga sebagai kapal pengangkut bertingkat terbesar di dunia. Lebih dari itu, bahtera ini berhasil bertahan saat melintasi badai banjir yang dahsyat.
Di tingkat pertama, kapal ini menampung hewan-hewan baik yang jinak maupun yang liar, sementara di tingkat kedua dihuni oleh manusia.
Sedangkan, Tingkat paling atas atau atapnya menjadi tempat bagi kawanan burung-burung, dan setiap tingkatnya dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih.
5. Berlayar Tanpa Menggunakan Kompas
Fakta menarik lainnya mengenai kapal ini adalah kemampuannya untuk berlayar tanpa memerlukan bantuan kompas. Setelah proses pembangunan kapal selesai, bumi dilanda banjir selama kira-kira 140 hari sebelum akhirnya air mulai surut.
Menariknya lagi, kapal ini dikemudikan oleh orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan atau keahlian khusus tentang navigasi laut.
Kisah tentang nabi yang terkait dengan kapal ini telah diabadikan baik dalam Al-Quran maupun Taurat, yang mana kita semua tentunya sudah familiar.
Kisah tentang kapal Nabi memang sangat terkenal dan memiliki nilai penting bagi umat manusia, khususnya bagi para pemeluk agama Samawi. Namun, keberadaan nyata dari bahtera Nuh yang asli masih menjadi topik perdebatan yang berlangsung hingga saat ini.