Lawang Sewu merupakan bangunan tua era kolonial bersejarah dan megah di Kota Semarang. Objek wisata yang sarat dengan misteri pas untuk petualangan liburan yang seru.
Harga Tiket: Rp 20.000, Jam Operasional: 08.00–17.00 WIB, Alamat: Jl. Pemuda, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah; Map: Cek Lokasi |
Mengunjungi ibukota Provinsi Jawa Tengah ini, tidak akan lengkap jika tidak singgah di sebuah tempat yang memiliki keunikan dan sarat misteri. Lawang Sewu, sebuah bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang ada di tengah Kota Semarang. Tempat tersebut begitu tersohor bagi siapa saja yang pernah singgah di kota tersebut.
Semarang memang dikenal dengan sebuah daerah yang memiliki berbagai cerita dibalik keberadaannya. Selain legenda dan mitos yang beredar di kota tersebut, banyak juga cerita sejarah yang terkandung di sana. Kejadian-kejadian bersejarah yang merupakan rangkaian peristiwa perjalanan bangsa Indonesia itu meninggalkan beberapa saksi bisu.
Saksi-saksi bisu tersebut diantaranya yaitu Kawasan Kota Lama Semarang dan Monumen Tugu Muda di jantung kota ini. Selain itu, terdapat sebuah bangunan museum yang sarat akan sejarahnya. Bangunan berumur lebih dari 100 tahun itu berada tepat di depan Tugu Muda.
➥ One Day Tour Semarang: Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Kota Lama, Cimory
Daya Tarik yang Dimiliki Wisata Lawang Sewu

1. Sejarah Dengan Penuh Misteri
Lawang Sewu pertama kali dibangun pada tahun 1904 tepatnya tanggal 27 Februari. Bangunan yang awalnya bernama Nederlands Indische Spoorweg (NIS) Maatschappij ini selesai didirikan pada tanggal 1 Juli tahun 1907. Tempat ini digunakan sebagai kantor pusat untuk administrasi perusahaan kereta api Belanda tersebut.
Dahulu sebenarnya sudah terdapat Kantor NIS yang ada di Stasiun Semarang. Namun karena perkembangan perkeretaapian di Jawa, membutuhkan sebuah tempat yang lebih luas lagi. Dibuatlah gedung baru tersebut yang berada di depan Taman Wilhelmina atau Wilhelminaplein yang merupakan tempat dibangunnya Tugu Muda.
Sosok yang berandil besar dalam pendirian gedung tersebut adalah B. J. Quendag dan Prof. Jacob F. Klinkhamer yang merupakan arsiteknya. Pendiriannya ditandai dengan penggalian tanah di sekitarnya sedalam kurang lebih 4 meter yang kemudian diganti dengan beberapa lapisan vulkanis.
Setelah itu, dibangun saluran irigasi berupa terowongan bawah tanah sehingga membuat bangunan tersebut tahan jika terjadi gempa. Ruang bawah tanah tersebutlah yang konon katanya banyak terjadi hal-hal mistis karena dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk tak kasat mata.
Selain itu, gedung yang masih berdiri kokoh tersebut merupakan saksi bisu terjadinya pertempuran lima hari di Semarang. Area tersebut menjadi medan perang bagi pejuang Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan tentara-tentara Jepang pada tanggal 14-19 Oktober 1945. Oleh karena itu, situs ini merupakan warisan sejarah yang dilindungi.
2. Bangunan Seribu Pintu
Jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, nama Lawang Sewu memang berarti demikian. Bangunan tersebut memang memiliki begitu banyak pintu. Namun, sebenarnya jumlah pintu-pintu yang ada di sana tidak mencapai seribu layaknya sebutannya tersebut.
Jika dihitung, jumlah pasti dari pintu atau “lawang” yang ada di sana yaitu 429. Tetapi, jendela-jendela yang ada di bangunan tersebut berbentuk besar dan memanjang ke atas sehingga nampak seperti pintu juga. Jendela yang ada di tempat tersebut oleh masyarakat lokal juga dianggap sebagai pintu. Total pintu dan jendela yang ada di sana adalah 928.
➥ Cek Tiket Kelenteng Agung Sam Poo Kong
Alasan mengapa banyak jendela dibentuk adalah untuk menyesuaikan dengan iklim yang ada di dalam negeri. Pendirinya yang merupakan bangsa Belanda tentu membutuhkan penyesuaian ketika berada di Indonesia. Jendela-jendela tersebut berfungsi untuk memperlancar sirkulasi udara bangunan.
3. Diorama Museum Kereta Api
Saat ini bangunan yang menempati lahan seluas 14.216 m2 tersebut beralih fungsi menjadi sebuah museum kereta api. Hal ini dikarenakan kepemilikannya masih dipegang oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Sebelumnya, memang pernah dipakai oleh perusahaan tersebut.
Di sana terdapat sebuah lokomotif tua yang dahulu pernah dipakai untuk transportasi darat di Jawa Tengah. Lokomotif tersebut berada persis di depan gedung utama museum. Keberadaannya menjadi ikon baru tempat wisata ini setelah dilakukannya renovasi dan pemugaran beberapa tahun lalu.
Selain itu, di dalamnya pengunjung dapat melihat diorama-diorama yang menunjukkan bahwa kota tersebut pernah menjadi pusat kereta api terbesar di tanah air pada masa penjajahan Belanda dulu. Terdapat berbagai foto dan peta jaman dulu dipajang di sana.
4. Keunikan Bangunan yang Klasik
Singgah ke objek wisata Lawang Sewu, maka Anda akan disuguhkan dengan nuansa klasik yang tak terlupakan. Bangunan pada masa Belanda ini memiliki arsitektur yang unik dan tentu saja indah untuk dipandang. Tak heran jika keberadaannya membuat tampilan Kota Semarang menjadi semakin eksotis apalagi terletak di tengah-tengah kota tersebut.
Hal istimewa lainnya dari museum yang satu ini adalah pembangunannya tidak menggunakan semen. Tempat tersebut dibuat dengan menggunakan pese atau blingor, sebutan untuk campuran dari kapur, pasir, dan juga batu bata merah. Hal ini membuat ruangan yang ada di sana terasa sejuk.
Selain itu, bahan yang membuat tempat ini menjadikannya kokoh meski tanpa adanya konstruksi besi. Struktur atapnya pun disusun miring layaknya jembatan dan berbentuk setengah lingkaran per setengah meter. Hal tersebut membuatnya tidak memiliki tekanan yang berat. Oleh karena itu, wisatawan tidak akan melihat retakan di bangunan tua ini.
Hanya terdapat satu bangunan yang dibangun dengan material lokal dan terdapat besi yakni Gedung B. Karena pada saat itu sedang terjadi perang dunia pertama, proses pengiriman bahan dari Belanda pun terlambat. Akhirnya digunakan bahan-bahan lokal untuk mendirikannya.
Salah satu titik favorit bagi siapa saja yang berkunjung di sini adalah dinding kaca mozaik yang berada di gedung utama museum. Kaca patri dengan tinggi hingga 9 meter tersebut mengandung berbagai makna filosofis. Kaca-kaca tersebut terpisah menjadi 4 panel yang berukuran cukup besar.
Terdapat ukuran yang menggambarkan Dewi Sri hingga Dewi Fortuna berbaju merah. Selain itu, terdapat pula goresan roda bersayap yang melambangkan kereta api serta beberapa simbol yang mencerminkan kekayaan alam tanah air hingga tempat-tempat yang ada di Belanda.
➥ Hotel Murah Dekat Lawang Sewu, Semarang
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Wisata

Objek wisata tersebut berada di Jalan Raya Pemuda Kelurahan Sekayu. Lokasinya yang ada di Kecamatan Semarang Tengah itu membuat akses menuju ke sana teramat mudah. Apalagi area sekelilingnya merupakan jantung Kota Semarang.
Tempatnya berada beberapa puluh meter saja dari area gedung Balai Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasinya berada persis di persimpangan Tugu Muda. Di seberang jalan, pengunjung dapat melihat Gedung Pandanaran yang merupakan salah satu pusat pemerintahan kota tersebut. Di sisi lain terdapat Keuskupan Agung Semarang di seberang jalannya.
Keberadaan objek wisata tersebut juga tidak jauh dari Simpang Lima, yang merupakan alun-alun kota ini. Akses menuju ke sana begitu mudah. Wisatawan dapat menggunakan transportasi umum ataupun kendaraan pribadi.
Jika ingin menggunakan transportasi umum atau Bus Rapid Trans (BRT), pengunjung dapat menggunakan semua koridor kecuali koridor VI. Saat ini, banyak halte BRT telah tersedia di jalan-jalan besar kota ini sehingga wisatawan yang hendak melawat ke Lawang Sewu dapat mengaksesnya dari mana saja.
Selain itu, jika ingin singgah ke museum tersebut akan lebih cepat menggunakan kendaraan pribadi. Jika pengunjung dari arah selatan atau Solo/Jogja, maka dari Banyumanik langsung melewati Jalan Gombel Lama hingga melewati fly over Jatingaleh. Ikuti saja jalan tersebut hingga ke sampai pertigaan dan belok ke kiri.
Ikuti saja jalanan tersebut melewati Akademi Kepolisian (Akpol) hingga ke bundaran Taman Diponegoro. Wisatawan harus mengambil lajur kiri ke Jalan S. Parman hingga melewati RS Dr. Kariadi. Setelah sampai di pertigaan, maka lurus saja ke Jalan Dr. Sutomo hingga tiba di bundaran Tugu Muda.
Namun, jika dari arah barat atau Jakarta, maka pengunjung akan melewati kawasan Mangkang terlebih dahulu. Sebenarnya ini lebih mudah karena pengunjung hanya perlu melaju lurus dan ikuti petunjuk jalan saja untuk tiba di bundaran Tugu Muda.
Harga Tiket Masuk Wisata Lawang Sewu

Biaya untuk dapat memasuki museum ini sangat murah. Agar dapat leluasa menikmati tempat bersejarah ini maka pengunjung harus membayar Rp 20.000 saja bagi orang dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak dan juga pelajar. Harga tersebut sangat murah karena tidak ada batasan waktu menyinggahinya.
Jika wisatawan menggunakan kendaraan pribadi, maka dapat meletakkannya di area samping gedung ini ataupun memarkirkannya di pinggir jalan sekitarnya. Tarif retribusi parkir di pinggir jalan sekitar Rp 1.000 untuk motor dan Rp 2.000 kalau menggunakan mobil. Pengunjung tidak perlu risau karena hal tersebut legal selama tidak terlalu padat.
Jika ingin lebih aman lagi, maka parkirkan saja kendaraan Anda di area museum. Tarif parkirnya lebih tinggi namun masih terbilang murah yakni Rp 6.000 untuk motor dan bagi mobil sekitar Rp 10.000 saja.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan di Lawang Sewu

1. Menjelajahi Gedung-Gedungnya
Kegiatan yang satu ini harus dilakukan oleh siapa saja yang berkunjung ke objek bersejarah tersebut. Area tersebut dibagi menjadi beberapa gedung yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.
Gedung A merupakan gedung utama yang ada di depan. Inilah gedung yang terdapat pada kebanyakan foto Lawang Sewu. Bentuknya membentuk huruf “L” yang memanjang dengan aula utama yang cukup besar dan terdapat tangga di sisi kanan dan kirinya. Ada banyak diorama-diorama bersejarah yang dapat dilihat oleh siapapun yang hadir.
Di aula tersebutlah terdapat dinding kaca yang berbentuk mozaik-mozaik penuh makna. Atap gedung tersebut merupakan sebuah balkon berukuran besar dan terhubung dengan bangsal utama. Jika terdapat pameran di museum ini, aula utama gedung tersebut yang banyak dipakai.
Sementara itu, terdapat Gedung B di samping Gedung A itu. Bangunannya terlihat lebih sederhana dan memiliki 2 lantai serta loteng yang ada di atapnya. Selain itu, terdapat Gedung C yang menghadap ke barat. Dahulu gedung tersebut digunakan untuk mencetak tiket kereta api.
Namun, sekarang ini gedung tersebut digunakan untuk pameran dan lantai keduanya sebagai kantor salah satu divisi yang ada di PT KAI. Bagian tenggara Lawang Sewu dipakai untuk ruang audio-visual. Selain itu, terdapat Gedung D yang memiliki atap limas dengan 6 tiang penyangganya serta Gedung E dengan atap membentuk pelana.
2. Mengunjungi Ruang Bawah Tanah yang Penuh Misteri
Melakukan hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Pengunjung pun tidak dapat melakukannya dengan bebas. Jika ingin ke ruangan bawah tanah, maka wisatawan memerlukan biaya tambahan sekitar Rp 30.000 untuk didampingi oleh seorang pemandu wisata.
3. Berfoto-Foto Ria
Singgah ke objek wisata bersejarah ini tidak akan lengkap jika tidak mengabadikan momen dengan mengambil beberapa foto. Banyak titik di sana yang dapat digunakan sebagai latar belakang yang sempurna untuk hasil potretan Anda.
Fasilitas yang Tersedia di Lawang Sewu

Pengunjung tidak perlu khawatir ketika berada di objek wisata yang satu ini. Pengelola menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh wisatawan yang hadir. Beberapa diantaranya yaitu toilet, perpustakaan, hingga mushola untuk beribadah pengunjung muslim.
Selain itu, terdapat kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman sehingga pengunjung tidak perlu khawatir saat merasa lapar. Terdapat pula area parkir yang cukup luas bahkan bisa menampung bus yang digunakan oleh rombongan yang datang.
Banyak tempat wisata bersejarah ada di Kota Semarang. Lawang Sewu seolah menjadi mahkota dari destinasi-destinasi tersebut. Berlibur ke kota metropolitan ini tentu tidak akan terasa lengkap jika tidak singgah ke destinasi wisata bersejarah yang penuh misteri tersebut.