Terbenam dalam keunikan Kampung Naga Tasikmalaya, yang menghadirkan pengalaman mendalam dalam mengenal budaya dan adat istiadatnya yang khas.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 08.00–17.30 WIB, Alamat: Neglasari, Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat; Map: Cek Lokasi |
Kampung Naga merupakan salah satu objek wisata di Tasikmalaya yang layak di kunjungi untuk mengisi liburan. Sebenarnya bukan objek wisata, namun karena daya tariknya yang luar biasa menjadikan banyak wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut. Apalagi jika anda sudah bosan dengan kehidupan kota yang bising dan hingar-bingar selalu dirasakan.
Nama Naga bukan berarti ada hubungannya dengan hewan legenda yang masuk dari kategori ular. Nama tersebut berasal dari kata Nagawir yang merupakan bahasa Sunda dengan arti Menggantung. Memang lokasi perkampungan ini berada di atas lembah sehingga sekilas tampak menggantung.
Tidak jelas mengenai asal usul Kampung Naga ini, siapa pendirinya dan kapan didirikan tidak ada yang tahu. Bahkan warga asli setempat tidak mengetahui sejarah akan kampung yang menjadi tempat tinggal utama mereka.
Hal ini dikarenakan pernah terjadi penyerangan oleh pemberontak DI/TII pada tahun 1956 yang membakar semua buku yang masih berhubungan dengan sejarah berdirinya dan tokoh Kampung tersebut.
Daya Tarik yang Dimiliki Kampung Naga Tasikmalaya
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Kampung Naga bukanlah sebuah objek wisata. Jadi tidak ditemukan wahana permainan atau pemandangan air terjun serta pantai. Meski demikian, bukan berarti perkampungan ini tidak memiliki daya tarik. Beberapa hal menjadikan alasan utama kenapa wisatawan selalu ramai berkunjung.
1. Keunikan Kampung Naga
Salah satu keunikan yang terlihat jelas yakni dari bangunan di setiap rumahnya. Semua rumah yang ada di lokasi tersebut mirip, baik dari bahan bangunan yang digunakan dan juga dimana rumahnya menghadap. Bagian atap terbuat dari daun nipah, ijuk atau alang-alang yang telah dikeringkan.
Sedangkan bagian lantai menggunakan bilah bambu atau kayu papan dengan ukuran tertentu. Dindingnya bukan dari tembok, melainkan dari anyaman bambu.
Setiap bahan bangunan yang digunakan dibiarkan alami, artinya tanpa menggunakan cat atau polesan semen. Namun untuk sekedar mengapurnya tidak masalah, sebagian didapati rumah yang menggunakan bahan tersebut untuk bagian dinding.
Dalam hal posisi rumah di Kampung Naga Tasikmalaya harus menghadap ke arah utara atau selatan. Bagian lainnya memanjang ke arah barat dan timur.
Bukan tanpa alasan kenapa ketentuan ini digunakan, yakni dari segi kesehatan. Seperti yang diketahui, pemilihan posisi tersebut sejajar dengan arah matahari mulai terbit hingga terbenam.
Dengan demikian, rumah dan bagian dalamnya tidak langsung terpapar sinar matahari. Kebanyakan rumah yang ditemui lantainya tidak langsung menyentuh tanah.
Hal ini berarti tinggi tanah dan lantai berbeda, namun rata-rata hanya setengah meter saja. Menariknya, setiap rumah tidak boleh menggunakan perabotan, baik berupa tempat tidur, kursi, ataupun meja.
2. Budaya dan Adat Istiadat
Daya tarik Kampung Naga berikutnya adalah dari budaya dan adat istiadatnya. Banyak pantangan dan larangan yang harus dihindari, salah satunya adalah memutar musik. Larangan yang dimaksud tidak hanya harus dipatuhi warga sekitar, namun juga wisatawan yang berkunjung.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada musik sama sekali di Desa ini, mereka masih mengizinkan musik yang berasal dari alat musik tradisional yang ada di daerah tersebut. Pantangan lain yang wajib dipatuhi yakni larangan untuk memasuki hutan yang ada di sebelah perkampungan
Beberapa larangan lainnya yakni dari bangunan tertentu yang ada di lokasi. Terdapat beberapa bangunan yang tidak boleh dimasuki warga dari luar Kampung Naga. Anda bisa membedakan bangunan yang dianggap sakral dengan melihat pagar bambu yang mengelilingi bangunan tersebut.
3. Keindahan Alam Lengkap
Perkampungan yang ada di Tasikmalaya ini sebenarnya tidak jauh dari perkotaan, hanya berjarak sekitar 500 meter dari kota terdekat. Namun kondisi alamnya lengkap sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Sebut saja di bagian Barat yang dibatasi oleh hutan.
Sebagaimana yang disebutkan tadi, tidak ada satu orang pun yang boleh memasukinya. Hutan tersebut dianggap keramat karena terdapat makam leluhur di dalamnya.
Sementara di sisi Selatan terdapat persawahan warga Kampung Naga yang menjadikan pemandangan alam begitu indah dan asri.
Sebagian besar berupa tanaman padi, jadi ada dua warna yang bisa dilihat, tergantung dari kondisi padi. Jika baru ditanam, warna yang didapatkan masih hijau alami. Sedangkan jika musim panen tiba lebih berwarna kekuningan.
Lain halnya di bagian timur yang dibatasi oleh sebuah sungai. Warga setempat menyebutnya dengan Ci Wulan yang memiliki arti Sungai Wulan. Banyak terdapat berbagai jenis ikan di sungai tersebut. Selain menjadi petani, warga setempat juga berprofesi sebagai nelayan yang mendapatkan tangkapan ikan menggunakan jaring.
4. Tradisi yang Sederhana
Kehidupan modern, dimana banyak orang yang mencari dan memanfaatkannya ternyata tidak membuat warga Kampung Naga tergiur untuk menikmatinya.
Tradisinya sangat sederhana, bahkan tidak ditemukan listrik di tempat tersebut. Lampu penerangan hanya berupa obor atau lampu ublik yang menggantung dan menempel di tembok yang terbuat dari anyaman bambu.
Untuk keperluan memasak juga tidak menggunakan gas seperti halnya kehidupan modern. Mereka lebih memilih menggunakan tunggu dengan kayu bakar sebagai bahan utamanya. Kesetaraan adalah hal utama yang dijunjung tinggi di perkampungan tersebut. Salah satu buktinya adalah dari bangunan rumah yang seragam.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Lokasi Kampung Naga berada di Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tidak sulit menemukan Desa wisata ini karena terletak di pinggir jalan. Dari pusat kota Tasikmalaya, jarak yang harus ditempuh sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Sedangkan dari Kota Garut justru lebih dekat, yakni sekitar 26 kilometer.
Supaya bisa ampai ke Kampung Unik ini, anda harus menuruni setidaknya 400 anak tangga yang terbuat dari batuan alam. Akses jalan tersebut sudah cukup baik karena batuan dibentuk mendatar dengan bahan semen sebagai perekat nya. Dari atas sudah terlihat keunikan nya dengan atap rumah yang sama persis.
Setelah anda berhasil menuruni tangga tersebut, dibutuhkan perjalanan lain yang cukup seru, yakni menyusuri Sungai Wulan. Terdapat jalan setapak yang bisa anda lalui, cukup aman karena merupakan akses jalan utama. Dari titik tersebut, lokasi perkampungan warga tidak jauh lagi.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Dikarenakan bukan sebuah objek wisata, artinya anda tidak perlu membayar tiket untuk masuk ke Kampung Naga Tasikmalaya.
Meski demikian, setiap pengunjung yang datang diwajibkan melapor kepada petugas setempat. Bagi yang baru pertama kali berkunjung, disarankan menggunakan pemandu lokal dari warga setempat.
Desa wisata ini dibuka setiap hari, jadi anda bisa berkunjung kapan saja. Namun tidak disarankan berkunjung di malam hari karena waktu tersebut merupakan waktu untuk istirahat. Selain itu, usahakan datang di bulan Muharram, Sya’ban, atau Syawal karena ada acara adat yang dikenal dengan hajat Sasih.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Kampung Naga bukanlah sebuah objek wisata yang menawarkan wahana permainan. Namun bukan berarti tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan di sana. Banyak hal seru yang mungkin belum terlintas di benak sebelum anda berkunjung. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dimaksud!
Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Setempat
Indonesia memiliki ragam budaya khas di setiap daerahnya. Hal ini bisa dibuktikan ketika anda berkunjung ke Desa wisata yang ada di Tasikmalaya ini.
Budayanya yang unik layak dipelajari, meskipun anda bukan berasal dari daerah sekitar. Banyak juga wisatawan yang datang dari luar Kota Tasikmalaya, bahkan dari luar Provinsi Jawa Barat.
Warga setempat memegang teguh budaya yang sejak kecil tertanam dan menjadi kebiasaan. Contoh sederhananya adalah dari segi bangunan, dimana telah disebutkan diatas.
Ada juga kebiasaan tertentu yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Semua budaya dan adat yang dilakukan dianggap sebagai penghormatan bagi leluhur mereka.
Belanja Kerajinan Tangan
Aktivitas lain yang bisa dilakukan ketika berkunjung ke Kampung Naga yakni belanja. Kali ini bukan belanja makanan atau barang mewah, melainkan belanja kerajinan tangan. Tentunya anda bisa membawa pulang sebagian barang unik untuk dijadikan oleh-oleh atau kenang-kenangan setelah mengunjungi Desa wisata ini.
Beberapa barang yang ditemui terbuat dari bambu, rotan, dan tanah liat. Untuk bahan dari bambu kebanyakan berupa anyaman, seperti tempat makan, tempat nasi, dan ada pula tampah.
Sedangkan kerajinan yang terbuat dari tanah liat terdiri dari cobek dan mangkuk. Untuk harganya tergolong murah, bahkan lebih murah dari objek wisata lainnya.
Menyaksikan Hajat Sasih
Hajat Sasih adalah salah satu acara adat di Kampung Naga dengan tujuan untuk menghormati para leluhur. Acara ini tidak diadakan setiap hari, artinya pada saat tertentu saja. Apabila anda beruntung karena waktu kunjungan bertepatan dengan acara adat ini, silahkan menyaksikan dan menikmati keunikan nya.
Wisatawan bebas menyaksikan Hajat Sasih dengan syarat tidak mengganggu atau membuat kericuhan. Tidak ada salahnya jika anda datang pada bulan yang telah disebutkan tadi, dimana pastinya diadakan ritual oleh warga setempat.
Belajar Hidup Sederhana di Kampung Naga
Banyak pelajaran yang bisa dipetik selama berkunjung di Kampung Naga. Selain adat istiadat dan budayanya, pelajaran lain yang bisa diambil yakni dari pola hidup sederhana. Ternyata bukan hanya kemewahan yang menjadikan hidup bahagia, namun juga kesederhanaan.
Anda bisa membayangkan tanpa adanya listrik, teknologi, dan juga gas untuk alat memasaknya, namun mereka masih hidup harmonis berdampingan dan bahagia. Tidak ada alat transportasi modern di lokasi Desa wisata ini, semua hanya transportasi tradisional, salah satu contohnya adalah perahu.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Wisata
Fasilitas yang bisa ditemukan di Kampung Naga bisa dikatakan lengkap, meskipun bukanlah sebuah objek wisata. Area parkir disediakan tempat khusus di atas tebing sebelum anda menuruni anak tangga untuk menuju lokasi.
Ada juga warung makan dengan sajian kuliner bervariasi yang ditawarkan dengan harga murah. Bagi pengunjung yang datang dengan rombongan biasanya disambut dengan sajian khusus berupa makanan khas.
Seluruh penduduk desa menganut agama Islam, jadi tidak sulit menemukan masjid atau mushola sebagai tempat ibadah. Desa wisata ini juga menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin menginap dengan alasan tertentu. Fasilitas lain yang bisa ditemui adalah toko souvenir yang menjual berbagai kerajinan tangan hasil karya warga setempat.
Dengan adanya Desa wisata yang dikenal dengan Kampung Naga di Tasikmalaya, semakin banyak ragam destinasi wisata yang ada di nusantara. Sebagai warga negara Indonesia, selayaknya kita patut bangga memilikinya. Oleh sebab itu, tetap lestarikan budaya dan kearifan lokal setempat dengan cara menghargainya.