Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Mekar Rahayu, Kec. Margaasih, Kab. Bandung, Jawa Barat.; Map: Cek Lokasi |
Kampung Adat Mahmud merupakan salah satu objek wisata religi yang sekaligus menjadi kampung wisata di Bandung. Jauhkan pikiran anda dari kata mewah, karena penduduk di sini masih memegang teguh adat istiadat lama. Kehidupan yang sangat sederhana menjadi ciri khasnya dan sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang.
Menghabiskan waktu liburan tidak harus mengunjungi objek wisata yang menjernihkan pikiran. Ada waktunya anda mengunjungi wisata sejarah untuk mengenang perjuangan nenek moyang. Cukup banyak manfaatnya, diantaranya adalah belajar sejarah yang berhubungan dengan tempat tersebut.
Untuk kali ini anda akan belajar sejarah perkembangan islam yang ada di Bandung dan sekitarnya. Perkembangan ini tidak lepas dari sosok Eyang Dalem Abdul Manaf yang merupakan ulama di zamannya. Selain menyebarkan agama, beliau juga berperan dalam membantu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.
➥ Cek Tiket Kampung Batu Ecopark Bandung
Daya Tarik yang Dimiliki Kampung Adat Mahmud

Setiap tempat yang sering dikunjungi pasti memiliki daya tarik. Baik itu berupa objek wisata alam atau kampung wisata, tetap saja daya tarik menjadi alasan utama wisatawan datang berkunjung. Dalam hal ini, Kampung Mahmud juga memiliki daya tarik yang cukup unik, karena berbeda dengan tempat wisata pada umumnya.
1. Sejarah Kampung Adat Mahmud
Sebelum membahas daya tarik lainnya, kita bahas dulu sejarah dan awal mula kampung yang menjadi desa wisata ini. Eyang Dalem Abdul Manaf yang merupakan pendiri perkampungan ini sebelumnya pernah pergi ke Mekah. Pada saat kembali ke Indonesia, beliau membawa segenggam tanah dari kampung arab yang bernama Mahmud.
Tujuan dari membawa tanah tersebut untuk mendapatkan berkah dan sekaligus petunjuk mendirikan sebuah perkampungan. Karena itulah dinamakan Kampung Adat Mahmud, jadi bukan pendiri kampung tersebut bernama Mahmud. Lokasi yang dipilih oleh beliau tidak jauh dari Sungai Citarum, saat itu masih berupa hutan belantara.
Pemilihan tempat yang sunyi dan tersembunyi ini tidak lain karena saat itu pada masa penjajahan Belanda. Siapa saja yang menyebarkan agama islam kala itu pasti diburu dan ditangkap. Eyang Dalem Abdul Manaf bukan hanya penyebar agama islam, namun juga berjuang melawan penjajahan Belanda.
Meski berada tidak jauh dari Sungai Citarum, namun lokasi perkampungan ini tidak pernah tersentuh banjir. Padahal kita tahu sendiri bahwa Sungai Citarum seringkali meluap dan menyebabkan banjir di sekitarnya. Masih belum diketahui alasan logis nya, yang jelas hal itu terjadi mulai awal pendirian kampung hingga sekarang.
2. Wisata Religi
Daya tarik Kampung Adat Mahmud selanjutnya adalah sebagai wisata religi. Sekali lagi, semua tidak lepas dari perang Eyang Dalem yang ternyata merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati. Ketika meninggal dunia, beliau dimakamkan di dalam perkampungan. Sebagaimana tokoh ulama yang dianggap wali, makamnya pun dibuat khusus untuk pengunjung yang berziarah.
Banyak warga Bandung dan sekitarnya yang datang ketika hari tertentu. Biasanya yang paling ramai yakni kamis malam dan jumat pagi. Tujuannya bermacam-macam, kebanyakan mendoakan dan mengenang jasa beliau. Bukan berlebihan tentunya, karena Eyang Dalem termasuk ulama yang pertama kali menyebarkan agama islam di Bandung.
3. Memegang Teguh Adat dan Budaya
Tidak banyak perkampungan yang saat ini masih memegang teguh adat dan budaya masa lalu. Sebagian besar telah terkontaminasi dengan budaya luar, terutama Eropa. Hal ini tidak berlaku bagi Kampung Adat Mahmud, karena hingga sekarang hampir semua warganya masih memegang teguh adat dan istiadat.
Ketika anda berkunjung, hampir tidak ditemui rumah yang dibangun tanpa genting barong dan jendela. Ini merupakan syarat utama dan sekaligus adat yang masih dipertahankan hingga saat ini. Selain itu, setiap rumah yang dibangun wajib memiliki sumur, meski tujuannya digunakan untuk keperluan diri sendiri.
Larangan yang menjadi adat lainnya yakni memelihara angsa. Hewan tersebut seringkali membuat keramaian, sedangkan pemilihan Kampung Mahmud sendiri pada waktu itu dalam kesunyian untuk menghindari kolonial Belanda. Alat musik berupa gong juga dilarang untuk dibunyikan di sini, begitu juga meniru segala yang berbau Belanda.
➥ Periksa Tiket KidCity Buah Batu Bandung
4. Hidup dalam Kesederhanaan
Ketika anda memasuki perkampungan, jangan heran jika tidak ada rumah mewah yang berdiri menjulang tinggi. Sebagian besar rumah di sini sama, baik dalam hal desain maupun luas tanah yang digunakan. Semua warganya hidup sederhana, ini dikarenakan Eyang Dalem merupakan penganut ilmu Tasawuf.
Bagi mereka, akhirat adalah nomor satu, sedangkan dunia merupakan hal yang kesekian kali untuk diprioritaskan. Menariknya, bukan hanya rumah yang mencerminkan kesederhanaan Kampung Adat Mahmud, namun juga perilaku warganya. Dalam hal pakaian misalnya, tidak ada pakaian yang terlihat mewah. Berkunjung ke sini seperti melihat perkampungan zaman dulu.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Dari banyaknya wisatawan yang berkunjung, sebagian besar bertujuan untuk ziarah ke Makam Mahmud. Bukan hanya warga Bandung, ada juga yang datang dari luar kota dengan tujuan yang sama. Lokasi Desa Wisata ini tergolong strategis, karena anda hanya perlu menuju ke Sungai Citarum sebagai patokan utama.
Untuk alamat Kampung Adat Mahmud sendiri berada di Jalan Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dari Alun-alun Bandung, jarak alamat tersebut sekitar kilometer yang membutuhkan perjalanan selama 25 menit melalui jalur Tol Pasir Koja.
Ketika anda keluar tol, ambil arah kiri yang menuju ke Jalan Tol Soreang. Terus ikuti jalan utama hingga menemukan Bunderan Tki III di sebelah kiri. Silahkan putar balik ke arah Barat Laut dan lurus sampai anda tiba di persimpangan sekitar 1 kilometer. Belok kiri ke arah Sungai Citarum, lalu ikuti jalan raya sekitar 500 meter.
Setelah tiba di perempatan, belok kanan dan anda akan melewati jembatan untuk menyeberangi Sungai Citarum. Sampai di sini, teruskan perjalanan dengan mengambil arah lurus sekitar 300 meter. Kampung Adat Mahmud ditandai dengan gapura bertuliskan Makom Karomah Mahmud warna kuning berlatar hijau.
Mengunjungi tempat wisata religi di Bandung ini tidak dikenakan biaya apapun, seperti halnya anda mengunjungi makam wali lainnya. Hanya saja jika ada kelebihan rezeki, anda bisa mengisi kotak amal yang sudah disediakan di beberapa titik. Biaya yang wajib dikeluarkan selain transportasi yaitu parkir kendaraan.
Apabila anda datang membawa sepeda motor, maka siapkan 2.000 rupiah. Sedangkan jika membawa mobil dan bus, retribusi parkir masing-masing yaitu 5.000 dan 10.000 rupiah. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk berkunjung ke sini, anda bisa datang kapan saja karena dibuka setiap hari untuk umum.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan di Kampung Mahmud

Bagi yang sering mengunjungi objek wisata religi, tentunya tidak bingung menentukan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan. Memang tidak banyak yang bisa anda ketika mengunjungi Kampung Adat Mahmud, tetapi setiap aktivitas dijamin menarik.
1. Berkeliling Kampung Adat Mahmud
Aktivitas pertama yang dipastikan menarik yakni berkeliling di kampung menarik ini. Anda akan melihat banyak keunikan ketika melakukan kegiatan ini. Mulai dari rumah yang sangat sederhana, desain yang hampir sama, dan juga segala aktivitas warganya. Apalagi warga di sini terkenal ramah, senyum manis pun selalu merekah di bibir ketika di sapa.
Karena lokasinya yang tidak jauh dari Sungai Citarum, tidak ada salahnya anda sedikit menghabiskan waktu untuk sekedar mampir. Memang tidak terlalu indah, namun suasananya begitu asri karena dikelilingi pepohonan. Ketenangan dan kedamaian merupakan salah satu hal yang membuat wisatawan betah selama berkunjung.
2. Ziarah
Seperti yang dikatakan sebelumnya, pengunjung yang datang ke Kampung Adat Mahmud tujuannya yakni berziarah. Maka dari itu, aktivitas selanjutnya yang menarik dilakukan di sini adalah ziarah ke makam. Bukan hanya makam Eyang Dalem yang ada di kompleks pemakaman, namun juga tokoh agama lain yang turut membantu penyebaran islam di Bandung.
3. Wisata Kuliner
Selain menampakkan kesederhanaan dari kehidupannya, warga kampung di sini juga terkenal kreatif. Dengan memanfaatkan nama dari desa wisatanya, mereka membuat berbagai makanan dan minuman untuk dijual. Berwisata kuliner sepertinya sangat mendukung, karena banyak pilihan makanan yang dapat anda nikmati.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Wisata

Kampung Adat Mahmud memiliki fasilitas yang tergolong memadai jika dilihat dari segi kepentingan. Maksudnya, semua fasilitas penting yang ada di sebuah objek wisata pada umumnya juga ada di sini. Sebut saja area parkir yang luas, anda tidak perlu bingung mencari lahan kosong meski datang membawa bus.
Fasilitas lain yang ditemui yaitu toilet, kondisinya bersih meski terkesan sederhana. Sama halnya dengan parkir, fasilitas ini mewajibkan siapa saja yang menggunakannya untuk membayar. Apabila anda ingin solat ketika datang waktunya, mushola yang tidak jauh dari makam juga tersedia. Tidak lupa bagi pengunjung yang lapar bisa pergi ke warung untuk mengisi perut kosong.
Demikian pembahasan kali ini mengenai Kampung Adat Mahmud yang merupakan objek wisata religi di Bandung. Daya tarik yang telah disebutkan diatas ternyata menjadi magnet bagi sebagian wisatawan. Terbukti dari setiap hari selalu ada pengunjung yang datang, meski jumlahnya tidak terlalu banyak selain hari besar islam atau bulan tertentu.