Harga Tiket: Rp 20.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Desa Liang Bua, Kec. Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur; Map: Cek Lokasi |
Gua Liang Bua tampak menonjol di antara jajaran bukit kapur di utara Kota Ruteng. Ini merupakan situs arkeologi yang akan membawa Anda menjelajahi jejak-jejak manusia Hobbit pada masa lampau. Eksistensinya menambah daftar panjang pesona wisata milik Pulau Flores yang menakjubkan.
Ahli pra sejarah mencatatkan bahwa situs eksotis ini termasuk salah satu dari yang paling natural di seluruh dunia. Kondisinya begitu kuno ketika ditemukan pertama kali pada kedalaman mencapai 10,7 meter. Homo floresiensis adalah jenis manusia kerdil yang dideteksi di dalamnya dengan ketinggian sebatas 100 cm dan bobot tubuh kurang lebih 25 kg.
Belum lagi bila mempertimbangkan sejumlah peninggalan artefak yang semakin menguatkan eksistensi gua berumur ribuan tahun ini di dunia. Misalnya, sisa tulang hewan purba serupa komodo, kura-kura, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, objek arkeologi tersebut telah menarik perhatian para peneliti sejak tahun 1930-an dan terus ditelusuri hingga sekarang.
Daya Tarik yang Dimiliki Gua Liang Bua
1. Keindahan Stalaktit
Tidak terkecuali di Gua Liang Bua, gua memang selalu menawarkan keindahan tersembunyi yang hanya dapat ditemukan ketika Anda berani mengeksplorasinya. Pada dinding-dinding eksotis yang menghalangi pandangan dari dunia luar, juga stalaktit di bagian langit-langit.
Semua itu seolah membuktikan betapa gua bersejarah ini eksis untuk waktu yang sangat lama. Bahkan oleh para ahli disinyalir keberadaannya telah terbentuk setidaknya sejak 190.000 tahun lalu.
2. Fosil Manusia Kerdil
Manusia purbakala yang berhasil diidentifikasi di Gua Liang Bua ini dinamakan Homo floresiensis. Kenyataan tersebut menambah daftar panjang jenis spesies homo di seluruh dunia.
Ciri yang menonjol dari Homo floresiensis yakni gigi berukuran besar, sementara otaknya relatif kecil. Mereka juga tidak mempunyai dagu diikuti bentuk dahi yang seolah terdorong ke belakang.
Tinggi mereka sebatas 100 cm, demikian pula bobot tubuh yang berhenti pada kisaran angka 25 kg sampai 30 kg. Bisa dibayangkan betapa jauhnya selisih tersebut dengan manusia modern, bukan? Inilah mengapa Homo floresiensis juga kerap dilabeli sebagai manusia kerdil atau Hobbit karena ukurannya memang minimalis.
Berhasil ditemukan di tahun 2003 silam, bukti eksistensi manusia Hobbit tersebut secara tidak mengejutkan membuat nama Gua Liang Bua tampil ke permukaan. Pasalnya, fosil berjenis wanita sukses diidentifikasi di kedalaman tertentu dengan kondisi utuh dan merupakan satu-satunya temuan serupa sampai sekarang.
3. Di Dekat Sungai
Sungai Wae Rancang serta Sungai Wae Muli yang mengalir di Desa Liang Bua menjadi salah satu bukti tak terbantahkan perihal adanya kehidupan sejak dahulu di kawasan ini. Sekarang, kedua sungai tersebut turut menyemarakkan eksotisme alam di sekitarnya.
Anda bisa mendengarkan suara gemericik air dan mendapatkan intensitas cahaya optimal saat pagi hari meski sedang berada di dalam terowongan. Pasalnya, mulut gua artistik ini menghadap ke arah terbitnya mentari, tepatnya di timur laut.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Asumsikan bahwa Anda merupakan pengunjung dari luar NTT yang merasa penasaran dengan kealamian Gua Liang Bua. Tentunya butuh pesawat untuk mendukung perjalanan tersebut, yang mana bandara paling dekat ada di Labuan Bajo. Umumnya akan dilakukan transit melintasi Bandara Ngurah Rai di Bali sebelum terbang menuju kawasan ini.
Setelah tiba di Labuan Bajo, sebaiknya sewa mobil atau motor ke arah utara Kota Ruteng untuk pengalaman yang lebih berkesan. Meskipun tentu saja, Anda punya pilihan dalam memanfaatkan moda transportasi umum ke Kabupaten Manggarai. Situs purbakala sepanjang 50 meter ini membentang di perbukitan kapur milik Desa Liang Bua.
Butuh kehati-hatian selama mengendara agar Anda tiba tanpa kendala karena medannya cukup terjal dan berliku. Teruskan perjalanan dengan tujuan Dusun Rampasasa sampai benar-benar berhenti di area parkir situs arkeolog berumur ribuan tahun itu. Setibanya di sini, segera beli karcis dan lakukan penelusuran demi menilik jejak-jejak manusia Hobbit asal Flores.
Harga Tiket Masuk Objek Wisata
Diperlukan modal kurang dari Rp 20.000 agar bisa menjelajahi situs manusia Hobbit di Pulau Flores ini. Retribusi tersebut pastinya digunakan untuk membayar upah petugas pemeliharaan lingkungan di Gua Liang Bua.
Itu termasuk biaya yang murah jika mengingat eksotisme alam yang ditawarkan oleh perbukitan kapur di Dusun Rampasasa, juga keunikan situs purbakalanya. Hanya dengan tarif tersebut Anda sudah dapat menyaksikan bukti prasejarah tentang kehidupan manusia kerdil pada masa lampau, yang eksistensinya dikenal di dunia arkeologi internasional.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Touring Motor
Biasanya terdapat promo menggiurkan dari tour agency bagi wisatawan yang memutuskan untuk menghabiskan waktu di Pulau Flores. Seperti paket touring motor, misalnya, di mana Anda dapat bersama-sama menjelajahi sejumlah objek destinasi di kawasan eksotis ini dan Gua Liang Bua termasuk salah satunya.
Sesampainya di lokasi, peserta tour dapat memutuskan ke mana akan pergi sesuai preferensi personal. Anda bisa mulai menerapkan rencana kegiatan lain, misalnya menjelajahi gua sepanjang 50 meter ini demi memahami informasi terkait manusia kerdil.
2. Berfoto di Bukit Kapur
Eksotisme objek wisata Gua Liang Bua sudah tampak mengagumkan sejak Anda masih berada di halaman luarnya. Pasalnya, pengunjung akan disuguhi oleh panorama bukit kapur di Dusun Rampasasa yang berwarna gelap.
Itu bisa menjadi latar belakang potret yang menakjubkan terutama jika Anda mengambil pose saat berada di atas motor. Bisa dibilang ini merupakan paket komplit bagi pengendara motor, tidak hanya merasakan sensasi seru sewaktu mengemudi, melainkan juga punya kesempatan menambah koleksi foto eksis milik pribadi.
3. Melihat-lihat Fosil
Tidak lengkap rasanya jika datang ke Gua Liang Bua tanpa menyempatkan diri membuktikan keeksisan salah satu jenis manusia purba di masa silam. Padahal, Anda punya peluang untuk mewujudkan hal itu dengan mampir ke bangunan museum. Di sini, setiap pengunjung juga dapat menambah insight mereka seputar Homo floresiensis.
Bahkan saat Anda tidak begitu menyukai informasi tentang kehidupan pra sejarah, keberadaan fosil-fosil tersebut pasti sedikit banyak mampu membuat terpesona. Apalagi, jika Anda secara personal termasuk sosok yang menggilai dunia arkeologi amatir, maka kunjungan ke Dusun Rampasasa akan menjadi pengalaman tak terlupakan.
4. Study Tour ke Gua Liang Bua
Mungkin Anda berprofesi sebagai guru atau sekarang sedang menempuh pendidikan di bidang sejarah, maka Gua Liang Bua nan eksotis ini akan menambah pengetahuan dengan cara yang mengesankan. Tentu itu bisa terjadi saat melakukan kegiatan perjalanan belajar ke lokasi langsung bersama rombongan.
Sebagai guru, misalnya, Anda dapat mengajukan proposal kunjungan ke gua bersejarah ini lalu membiarkan siswa bereksplorasi sebebasnya. Ajak mereka belajar lebih dalam tentang kehidupan masa lampau dan bagaimana hal tersebut bisa menjadi pelajaran berharga bagi manusia modern.
Pada dasarnya, study tour merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan bagi kebanyakan siswa. Tidak hanya mengandalkan informasi tertulis dalam catatan buku sejarah, tetapi juga punya kesempatan menyaksikan bukti empiris di lapangan.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Wisata
Lokasinya yang membentang di kedalaman bukit kapur tidak membuat Gua Liang Bua membatasi fasilitas bagi pengunjung. Justru sebaliknya, untuk urusan dasar seperti toilet dan parkiran sudah cukup bagus untuk mengakomodasi keperluan Anda selama menjelajah di situs arkeologi ini.
Kemudian, disediakan pula loket karcis sehingga mudah bagi pengunjung untuk mengantre pembelian tiket masuk. Ada laboratorium yang dibangun dalam rangka mengembangkan penelitian terkait situs purbakala tersebut. Tidak kalah penting, sebuah kantor turut beroperasi di sini sehingga keadaannya jadi lebih dinamis mengikuti penemuan mutakhir.
Lebih dari itu semua, lingkungan di sekitarnya terbilang bersih karena ada petugas khusus yang memelihara secara berkala. Para arkeolog yang bekerja di sini beroperasi mengikuti standar prosedur penelitian berbasis internasional. Ini menjadikan gua di Pulau Flores itu sebagai situs kuno yang nyaman dijelajahi.
Gua Liang Bua sebenarnya bukan satu-satunya situs purbakala yang diidentifikasi di kawasan Flores. Namun, popularitas objek eksotis ini meningkat secara signifikan usai adanya penemuan jejak Homo floresiensis pada tahun 2003 silam. Tak pelak memicu wisatawan dari banyak penjuru berbondong-bondong mampir ke sini.