Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 08.00-18.00 WIB, Alamat: Jl. Pulasaren, Pulasaren, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat; Map: Cek Lokasi |
Cirebon bukan hanya layak mengandang gelar Kota Udang, namun juga kota yang menyimpan banyak sejarah. Terbukti dari keberadaan keraton, yang mana merupakan tempat tinggal penguasa pada waktu itu. Total ada empat keraton yang hingga saat ini masih dilestarikan, salah satunya adalah Keraton Kacirebonan. Keraton ini termasuk yang paling muda diantara tiga keraton lainnya, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kaprabonan.
Meskipun tergolong paling muda atau yang paling baru dibangun, namun ada sejarah panjang tentang perjuangan rakyat Cirebon di masa kolonial Belanda. Pengunjung yang datang ke lokasi bertujuan untuk mengenang atau mendalami sejarah tersebut. Selain itu, peninggalan benda bersejarah juga sayang untuk dilewatkan. Bukan hanya wisatawan lokal yang berkunjung, beberapa turis asing yang mengagumi arsitektur bangunan dan keunikan benda kuno juga menyempatkan diri untuk belajar budaya dan kearifan lokal.
Jika dibandingkan dengan ketiga keraton yang sebelumnya dibangun, Keraton Kacirebonan termasuk yang paling kecil, hanya mempunyai luas lahan sekitar 46.500 meter persegi. Bangunan bersejarah dengan warna putih di bagian tembok luarnya ini masih jelas terlihat tulisan Benda Cagar Budaya. Di sebelah pintu gerbang masuk, terdapat tulisan dengan angka 1808 yang merupakan tahun berdirinya keraton.
Sejarah Keraton Kacirebonan
Sebelumnya telah dikatakan bawah berdirinya keraton termuda di Cirebon ini sarat akan nilai sejarah perjuangan. Pangeran Muhamad Haerudhin, beliau adalah sang prakarsa berdirinya keraton yang dimaksud. Belau juga merupakan salah satu putra mahkota kembar dari Sultan Kanoman ke-IV. Sejarah berawal dari pemberontakan yang dilakukan Pangeran Muhamad Haerudhin yang tidak setuju atas kebijakan pemerintah Belanda dalam mewajibkan pajak.
Untuk meredakan suasana, Belanda berinisiatif mengembalikan Muhamad Haerudhin dari pengasingan. Sesampainya di Cirebon, beliau membangun Keraton Kacirebonan yang lokasinya tidak jauh dari keraton sebelumnya. Dengan berdirinya keraton pada tahun 1808 tersebut, beliau mendapat gelar Sultan Carbon Amirul Mukminin.
Koleksi Keraton Kacirebonan
Meskipun tidak bisa dikatakan sebagai museum, namun keraton yang berada di Kelurahan Pulasaren ini memiliki koleksi benda bersejarah. Pengunjung yang datang ke lokasi bakal dibuat penasaran perihal benda unik yang jelas terpajang di beberapa sudut ruangan. Bahkan ketika memasuki ruangan, pertanyaan mungkin saja muncul ketika melihat dekorasi dan desain nya. Berikut adalah beberapa koleksi Keraton Kacirebonan yang unik dan memiliki nilai sejarah tinggi!
1. Kurungan Antik
Dikatakan antik karena bukan kurungan biasa yang dipajang di keraton ini. Kurungan tersebut berwarna hijau dengan hiasan ornamen dari kain berwarna emas. Di dalam kurungan terdapat kursi kecil yang dilengkapi dengan undakan. Benda bersejarah ini digunakan untuk ritual ‘Mudun Lemah’ pada bayi yang sudah memasuki usia 7 bulan. Adapun makna dari Mudun Lemah adalah turun ke tanah.
2. Kain Batik Kuno
Kain batik merupakan warisan budaya nenek moyang dari kategori benda. Anda juga bisa melihat koleksi kain batik yang ada di lokasi keraton. Tentunya bukan sembarang batik yang anda temui saat ini. Kain batik tersebut merupakan peninggalan Keraton Kacirebonan. Dari kondisinya yang masih bagus, terlihat jelas bahwa objek wisata bersejarah ini dijaga dan dikelola dengan baik.
3. Peralatan Perang
Bukti dari kegigihan Pangeran Haerudhin dan rakyat Cirebon kala itu bisa dilihat dari koleksi senjata yang dipajang rapi di dalam etalase maupun di luarnya. Sebagian senjata tersebut berupa pedang panjang yang masih terlihat bagus dan terawat dengan baik. Ada pula beberapa tombak yang merupakan saksi bisu akan pertempuran yang terjadi. Panah, parang, dan belati juga turut hadir dan dipajang diatas kain hijau tanpa etalase.
4. Gamelan
Sebagai wilayah yang terkenal akan musik Jawa khas dari Gamelan, keraton ini juga menyimpan dengan baik benda bersejarah tersebut. Gamelan yang dimaksud termasuk salah satu peninggalan atau warisan pada masa Pangeran Haerudhin. Supaya terjaga dan kondisinya selalu baik, pihak pengelola membungkusnya dengan kain putih.
Koleksi benda lain yang ada di lokasi diantaranya Param, atau alat tradisional yang digunakan untuk membuat jamu. Selain itu juga ada kitab yang digunakan Wali Songo ketika berdakwah di tanah Jawa. Berbagai wayang juga tidak mau ketinggalan untuk menghiasi setiap sudut lokasi.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Apabila ada niat mengunjungi Keraton Kacirebonan, silahkan datang ke alamat Jalan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Cirebon, Jawa Barat. Tidak sulit menemukan lokasinya karena tidak jauh dari Alun-alun kabupaten Cirebon. Anda bisa menjadikannya sebagai patokan utama ketika sedang dalam perjalanan. Rute nya juga tidak terlalu sulit, meskipun anda berasal dari luar Kota Udang ini.
Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, silahkan langsung arahkan kendaraan menuju ke Alun-alun. Di beberapa sudut jalan terdapat papan petunjuk sesampainya anda di titik tersebut. Setelah itu, ambil jalan yang menuju ke Gapura Agung, atau Lawang Agung. Anda juga bisa parkir kendaraan di sekitar kawasan Pasar Kanoman. Dikarenakan letaknya yang tidak jauh dari keraton lain, anda bisa mengunjunginya sekaligus dalam satu waktu.
Harga Tiket Masuk Objek Wisata
Tidak perlu mahal untuk belajar sejarah lokal dan menikmati keunikan benda tua yang ada di Keraton Kacirebonan. Bagi pelajar, cukup sediakan tiket masuk sebesar 10.000 rupiah. sedangkan untuk umum sedikit lebih mahal, yakni 15.000 rupiah. Perbedaan tarif juga diberikan bagi wisatawan asing, yakni sebesar 20.000 rupiah.
Semua tarif yang ditentukan diatas sudah termasuk pemandu keraton yang siap menjawab seputar pertanyaan dan rasa penasaran anda. Selain itu, masih ada tarif yang wajib dibayar jika anda menggunakan kendaraan pribadi. Hampir sama dengan tarif parkir pada umumnya, yaitu 3.000 untuk kendaraan roda dua, dan 5.000 rupiah untuk roda empat. Lokasi wisata sejarah ini dibuka setiap hari pada pukul 08.00 – 17.00 waktu setempat.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Memang tidak banyak aktivitas yang menarik dilakukan ketika anda berkunjung ke situs bersejarah. Namun setidaknya, ada ilmu berharga yang bisa didapatkan. Mungkin tidak begitu menarik bagi mereka yang kurang cinta akan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia. Lain halnya bagi mereka ingin mempelajari sejarah lebih mendalam.
1. Belajar Sejarah Lokal
Dibangunnya Keraton Kacirebonan memang tidak digunakan untuk tujuan belajar. Akan tetapi kelestarian yang dijaga hingga saat ini ditujukan untuk mengenang sejarah masa lalu. Wisatawan yang datang ke lokasi dipastikan paham betul akan apa yang terjadi pada masa penjajahan kolonial Belanda di kota Cirebon.
Apalagi pada saat touring tersebut, ada pemandu yang dilatih secara profesional. Bukan hanya untuk mengajari dan memberitahukan nilai sejarah yang terkandung, namun juga etika dalam menerima tamu dan memperlakukan mereka dengan baik. Hal ini terbukti dari tingkat kepuasan pengunjung setelah mengunjungi keraton.
2. Melihat Koleksi Benda Antik
Aktivitas lain yang menarik dilakukan adalah dengan melihat benda antik dan bersejarah. Benda ini didapat langsung dari koleksi keraton sejak zaman dulu dan dirawat dengan baik. Koleksi benda yang disebutkan diatas bukan hanya dinikmati, namun bisa dipelajari nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Sebagai contoh adalah pedang, anda bisa menanyakan kepada petugas mana pedang yang digunakan Pangeran Haerudhin untuk melawan penjajah Belanda. Apabila ada benda yang dirasa asing, baik mengenai fungsi dan asal usulnya, silahkan tanyakan juga kepada petugas. Warga Cirebon yang dikenal akan keramahannya dipastikan sudi untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
3. Berfoto
Sebagian besar pengunjung yang datang ke Keraton Kacirebonan tidak lupa untuk mengabadikan momen. Aktivitas ini juga bisa anda lakukan, namun jangan lupa meminta izin kepada petugas terlebih dahulu. Spot foto favorit yang biasa digunakan adalah gamelan tua, pedang yang ada di etalase, dan juga kitab peninggalan Wali Songo. Akan tetapi sangat sulit untuk mencari sudut yang tepat. Ada baiknya jika anda mengabadikan momen dengan mengambil latar belakang bangunan keraton.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Keraton
Ada beberapa fasilitas yang bisa anda manfaatkan ketika berada di dalam lokasi keraton. Semua fasilitas tersedia gratis dan sudah termasuk biaya tiket masuk. Fasilitas yang dimaksud adalah toilet, masjid keraton, dan tidak lupa lahan parkir di sekitar lokasi keraton. Jika ada keperluan penting seputar informasi yang masih berhubungan dengan keraton, ada pusat informasi yang siap melayani kebutuhan anda.
Cukup menarik pembahasan mengenai Keraton Kacirebonan, mulai sejarah dibangunnya, koleksi benda kuno dan bersejarah, juga beberapa kegiatan yang menarik dilakukan. Untuk dapat mengeksplorasi semua bangunan dan koleksi yang ada, setidakna dibutuhkan waktu sekitar 2.5 jam. Jadi pastikan anda mengalokasikan waktu tersebut ketika mengunjungi lokasi agar tidak kehilangan sedikitpun informasi yang ada di dalamnya.